Tulis Tulus

bagaimanapun juga mereka menuliskannya dengan tulus…

Kepemimpinan (1)

Posted by tulistulus on August 8, 2008

Kepemimpinan, sekilas ia memang membebani, membuat ruang gerak menjadi sempit dan menguras tenaga, pikiran juga perasaan. Tapi di balik itu ada kesempatan untuk belajar, belajar menata hati, meredam emosi dan menempatkan diri sebagai publik figur yang akan banyak yang akan banyak diperhatikan orang.
Di sana ada kesempatan untuk memaksa diri menuju kebajikan. Karena kepemimpinan bisa dijadikan sarana untuk mendulang pahala, memanen kebaikan tanpa jeda. Tentunya selama sang pemimpin menyadari hal itu. Dan kesadaran hanya akan tumbuh dari hati yang dipenuhi keimanan.

Di sana ada kesempatan untuk memperbaiki diri agar tak lagi bertingkah semaunya, agar tak memandang remeh segala hal yang ada, agar tak mudah memutuskan tanpa musyawarah. Ya, di balik beban itu ada banyak kebaikan jika kita mau menelaahnya, menggalinya lebih dalam dan mau menerima penuh keikhlasan.
Sebaliknya, beban itu bisa menjadi bencana dan tambah memberatkan ketika sang pemimpin begitu menyepelekan kepemimpinan. Menganggapnya sebagai hal yang biasa dan tak perlu diurusi dengan serius. Semua itu hanya akan menjerumuskan pada kehinaan, kehinaan di mata manusia dan sang Pencipta.
Bagaimana tidak hina di mata manusia bila pimpinan yang dipercayai banyak orang tidak memperhatikan permasalahan yang ada. Bagaiman tidak hina di mata sang Pencipta, sedang ajaran tuhan begitu membenci para pengkhianat yang menyia-nyiakan amanat, mengutuk pemimpin yang dzalim dan mencela para penentang keadilan.

Ketika seseorang diamanahi beban kepemimpinan maka ada tugas yang memaksanya untuk berpikir bagi orang lain, ada tugas yang akan membentu jiwanya agar lebih bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain. Dan Umar bin Khathtab pun berpesan untuk para calon-calon pemimpin, “Perdalamlah ilmu sebelum engkau menjadi pemimpin.”

Semua tidak cukup selesai dengan keluhan “Kepemimpinan ini sangat berat.” Kalau memang merasa berat tentunya seseorang yang diamanahi akan berusaha keras, mengeluarkan tenaga ekstra demi menahan pikulan di pundaknya. Tak sekedar sadar di lisan bahwa amanah ini berat, tapi juga di hati, juga di setiap amal perbuatan, juga di setiap desah nafas kehidupan.

Karena, banyak orang rindu akan kepemimpinan yang terpuji di langit dan di bumi. Manusia rindu pemimpin yang berorientasi akhirat. Manusia rindu pemimpin yang menyayangi sepenuh hati. Rasulullah sendiri bersabda, “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang mencintai kalian dan kalian pun mencintai mereka. Yang kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian…”

Leave a comment